KISAH DIALOG IMAM YAHYA BIN YUSUF AZ ZIMMI DENGAN SYAITHAN
قال الشيخ ربيع:
طيب بعض الدعاة يقول
لك; هو ما يؤمن
بهذا!
مثلا ما يقول بوحدة
الوجود.. طيب.. ما يعتقد
بوحدة الوجود.. طيب.. ما يعتقدها
يجوز ولكن يدعو اليها!
هو شيطان، هو شيطان-
بارك الله فيك-, هو
أخبث من هؤلاء الذين
يقعون في بدعته، عرفتم؟
Berkata syaikh Rabi':
“Thoyyib, sebagian da’i berkata
kepadamu; Dia (yakni tokoh ahli bid’ah) tidak mempercayai ini (yakni
kebidahannya). Misalnya, dia tidak mengatakan wihdatul wujud (manunggaling
kawulo gusti). Thoyyib, dia mengatakan bahwa tokoh tersebut tidak meyakini
wihdatul wujud.., thoyyib.. tidak meyakininya bisa jadi.. akan tetapi..! dia
mengajak menyeru manusia kepadanya! Dia itu syaithon..dia itu
syaithon-barokallohu fik-. Dia lebih hina dari mereka, orang orang yang
terjatuh dalam kebidahannya.., mengertikah kalian?
Beliau menyampaikan kalimat tersebut setelah mengisahkan
tentang pengalaman salah seorang ulama salaf yaitu Yahya bin Yusuf az-Zimmi
bertemu dengan dedengkotnya syaithon, dan terjadi dialog antara keduanya. Cukup
panjang sebagaimana bisa didengarkan.
Diantara isi dialog terbut, Yahya berkata kepada Syaithon:
“Apa pendapatmu tentang Al Quran?”, kamu demikian gigihnya (dalam mendakwahkan
Al Quran makhluq) bahkan kamu punya orang kepercayaan dalam bid’ah ini. Lantas
dirimu sendiri, apa pendapatmu tentang Al Quran?
Syaithon menjawab:
“Diriku, meskipun aku adalah Syaithon yang terkutuk, aku
tetap mengatakan Al Quran kalamullah bukan makhluq
Syaikh menutup penjelasan beliau dengan mengatakan: “Ceritakan
kisah ini, hafalkanlah, akan menjadi hujjah atasnya. Kisah ini adalah kisah
nyata ..”
Mengambil pelajaran dari kisah Yahya bin Yusuf az-Zimmi
-rahimahullah-
Bahwa orang yang
mengatakan belajar ilmu kalam itu tidak mengapa asalkan tidak meninggalkan
Quran dan Sunnah, orang ini lebih berbahaya daripada orang orang yg mempelajari
ilmu kalam tapi tdk mengajak orang lain,
meskipun si pengucap bisa jadi dia tdk mempelajari ilmu kalam.
Demikian pula
lembaga yang mengumumkan di situs resminya bahwa mata pelajaran yang ada dalam
lembaganya diantaranya adalah ilmu kalam, walaupun mungkin memang tidak
diajarkan.
Dan mushibah itu
semakin besar apabila para pembela bid’ah
bid’ah besar tersebut justru mengaku dan menisbahkan dirinya kepada
manhaj salafy
Betapa banyak orang yang tertipu dengan tipudaya
syaithoniyyah mereka memasukkan anak anak merka ke tmpat tersebut. Bahkan baru
saja kejadian seorang ikhwan diajak ber”tabayyun” ke tempat tersebut oleh salah
seorang ikhwan yg maftun dan menyekolahkan anak di tmpat itu sembari
mengatakan: “Jika disana benar diajarkan ilmu kalam maka silahkan antum robek
robek mulut saya, tapi jika tidak maka antum akan saya jotosi!”
Allahulmusta’an..
Demikianlah cara mereka disaat tidak sanggup berhadapan
dengan hujjah dan jalan ilmiyyah, persis seperti cara cara hizbiyyun,
haddadiyyun, tasyaabahat quluubuhum.
Kejadian tersebut terjadi di Ngawi baru-baru ini (Rabu 17
Safar/ 10 Desember)
Ditulis oleh: al Ustadz Syafi’i al-Idrus -hafizhahullah-
Sumber : http://forumsalafy.net/?p=8798
Tidak ada komentar:
Posting Komentar